Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2021

MENULIS HEBAT ALA "TERE LIYE" Oleh: Lanma Hasibuan

Gambar
 Tere Liye, adalah seorang penulis besar Indonesia yang lahir di Sumatera Selatan, pada tahun 1979 silam. Beliau merupakan dalang di balik keagungan novel "Hapalan Shalat Delisa" yang sudah di angkat ke layar lebar. Para penikmat film Indonesia tentu tak asing lagi dengan film yang banyak menguras air mata tersebut.  Penulis yang memiliki nama asli Darwis ini, ternyata adalah seorang Akuntan jua. Meski sibuk bekerja sebagai seorang Akuntan, bapak dua anak ini tetap konsisten pada hobinya, yaitu menulis. Terbukti, kini beliau sudah memiliki dua puluh lebih novel yang telah terbit, dan sebagian besar masuk dalam jajaran buku best seller. Terhitung dari novel, Moga Bunda di sayang Allah, Bidadari-Bidadari Surga, Ayahku (bukan) Pembohong, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, Negeri Para Bedebah, Membenci angin, serta masih banyak lagi.  Sebagai seorang penulis yang baru menapakkan kakinya didaratan literasi, tentu tak masalah jika menjadikan Tere Liye sebagai panutan dalam berkarya...

Apa Itu Plot oleh: Lanma Hasibuan

 Foster (dalam Tololi 2000) mengemukakan, plot merupakan rentetan peristiwa dalam suatu cerita fiksi (novel atau cerpen) tersusun dalam uraian waktu dan berdasarkan hukum sebab akibat. Plot sama dengan kerangka cerita yang menjadi susunan struktur cerita. Nah, melihat defenisi tersebut, sebagai seorang penulis penting mengatahui apa itu plot dan bagaimana membangun sebuah plot yang menarik dan tidak membosankan. Karena selain tokoh dan diksi, plot juga menjadi indikator penting dalam sebuah karya fiksi.  Lalu, bagaimana cara membuat alur cerita yang menarik dan tidak membosankan?  Pertama, mari membuat sebuah inovasi. Selama ini kita diajarkan cara menuliskan alur cerita yang begitu monoton, perkenalan-munculnya konflik-klimaks-anti klimaks-penutup (resolusi). Begitu saja, sangat mudah untuk ditebak. Bayangkan, jika semua penulis membangun alur cerita yang generik seperti itu, tentu sangat amat membosankan. Maka daripada itu, kita perlu berpikir ulang tentang bagaimana me...